Menteri Kebudayaan Sambut Delegasi ASEAN COCI 2025: Perkuat Sinergi Budaya dan Informasi untuk Komunitas ASEAN

Menteri Kebudayaan Sambut Delegasi ASEAN COCI 2025: Perkuat Sinergi Budaya dan Informasi untuk Komunitas ASEAN

Menteri Kebudayaan Sambut Delegasi ASEAN COCI 2025: Perkuat Sinergi Budaya dan Informasi untuk Komunitas ASEAN. Menteri Kebudayaan (Menbud) Indonesia, menyambut hangat kedatangan para delegasi dari ASEAN Committee on Culture and Information (COCI) dalam pertemuan vital yang berlangsung di Jakarta. Pertemuan yang digelar sebagai bagian dari rangkaian kegiatan tahunan ASEAN COCI 2025 ini fokus membahas rencana kerja strategis serta kolaborasi antarnegara anggota dalam upaya memperkuat identitas dan kohesi Komunitas ASEAN melalui sektor kebudayaan dan informasi.

Pertemuan tersebut menjadi platform krusial untuk mengevaluasi program-program yang telah berjalan serta merumuskan inisiatif baru yang lebih relevan dengan tantangan kontemporer, seperti digitalisasi warisan budaya dan penanganan disinformasi lintas batas.

Pentingnya Kohesi Kultural di Tengah Dinamika Global

Dalam sambutannya yang penuh semangat, Menbud menekankan bahwa kebudayaan adalah pilar fundamental yang menyatukan keberagaman Asia Tenggara. Ia menyoroti peran strategis COCI sebagai garda terdepan dalam mempromosikan pemahaman bersama dan rasa memiliki di antara 600 juta penduduk ASEAN.

“Di tengah derasnya arus globalisasi dan dinamika geopolitik, sinergi kultural adalah benteng pertahanan kita. COCI memiliki mandat besar untuk memastikan bahwa kekayaan warisan tak benda dan benda kita tidak hanya dilestarikan, tetapi juga menjadi sumber inspirasi bagi pembangunan ekonomi kreatif dan pariwisata berkelanjutan,” ujar Menbud.

Ia menambahkan, tahun 2025 harus menjadi momentum bagi negara-negara anggota untuk meningkatkan kerja sama yang lebih inklusif. Hal ini termasuk memberikan ruang lebih luas bagi partisipasi generasi muda dan komunitas adat dalam setiap program kebudayaan regional.

Fokus Program: Digitalisasi dan Literasi Media

Salah satu agenda utama yang dibahas intensif dalam pertemuan delegasi ASEAN COCI 2025 adalah adaptasi terhadap era digital. Para delegasi menyepakati perlunya dorongan besar-besaran untuk program digitalisasi warisan budaya. Tujuannya adalah memastikan akses yang lebih mudah terhadap materi-materi sejarah dan seni Asia Tenggara bagi masyarakat luas, tanpa terbatas sekat geografis.

Delegasi dari Indonesia secara khusus mengusulkan pengembangan platform digital bersama ASEAN yang berfungsi sebagai repositori kolektif untuk arsip, film, musik, dan sastra dari seluruh negara anggota. Langkah ini dinilai sebagai upaya proaktif untuk memasyarakatkan aset-aset budaya dan menarik minat audiens global.

Di sisi informasi, isu disinformasi atau hoax menjadi perhatian serius. Disepakati bahwa peningkatan literasi media dan informasi menjadi prioritas utama. Program pelatihan dan kampanye bersama akan dirancang untuk memperkuat kemampuan masyarakat dalam memilah informasi yang kredibel, yang dianggap esensial untuk menjaga stabilitas sosial dan politik di kawasan.

Penguatan Jaringan Komunitas Seni

Selain isu-isu strategis, pertemuan ini juga menghasilkan komitmen untuk penguatan jaringan komunitas seni dan pelaku industri kreatif. Delegasi sepakat bahwa dukungan finansial dan capacity building harus dialirkan secara lebih efektif kepada para seniman, kurator, dan penggiat budaya lokal.

Diusulkan pula penyelenggaraan festival seni dan budaya regional yang lebih terstruktur dan berkelanjutan, bukan hanya sebagai ajang pameran, tetapi juga sebagai sarana pertukaran pengetahuan (knowledge sharing) antar seniman. Skema residensi silang budaya (cross-cultural residency) antarnegara anggota juga didorong untuk memperkaya khazanah artistik kawasan.

Menbud menutup sambutannya dengan optimisme tinggi, menyatakan keyakinannya bahwa melalui kemitraan yang solid dan berpegang teguh pada nilai-nilai persatuan ASEAN, COCI 2025 akan mampu menghasilkan kebijakan yang berdampak nyata dan berkesinambungan.

“Kerja sama ini adalah investasi jangka panjang kita dalam membangun Komunitas ASEAN yang tangguh, lestari, dan berbudaya. Mari kita jadikan kebudayaan sebagai jembatan yang menghubungkan kita semua,” pungkasnya, menandai dimulainya rangkaian diskusi teknis yang akan menentukan arah kebijakan budaya dan informasi ASEAN ke depan.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *