Listrik Belum Stabil, Jaringan Telekomunikasi di Aceh Masih 80%

Listrik Belum Stabil, Jaringan Telekomunikasi di Aceh Masih 80%

Listrik Belum Stabil, Jaringan Telekomunikasi di Aceh Masih 80%. Upaya pemulihan layanan telekomunikasi di Aceh terus dilakukan setelah wilayah tersebut terdampak gangguan listrik berkepanjangan akibat cuaca ekstrem. Hingga hari ini, jaringan telekomunikasi baru pulih sekitar 80 persen. Kondisi ini membuat sebagian masyarakat masih mengalami kesulitan berkomunikasi, terutama di daerah yang berada jauh dari pusat kota dan lokasi yang infrastrukturnya terdampak parah.

Pemadaman Listrik Hambat Pemulihan Jaringan

Salah satu kendala utama yang memperlambat pemulihan adalah pasokan listrik yang belum stabil. Banyak perangkat telekomunikasi seperti tower BTS, perangkat transmisi, dan pusat distribusi jaringan masih bergantung pada sumber daya listrik untuk dapat beroperasi normal. Di sejumlah lokasi, genset darurat digunakan untuk menjaga layanan tetap hidup, namun keterbatasan bahan bakar dan akses menuju titik-titik yang sulit dijangkau menjadi tantangan tersendiri.

Perusahaan penyedia layanan telekomunikasi menyampaikan bahwa proses pemulihan memerlukan waktu karena sejumlah gardu listrik di Aceh masih dalam tahap perbaikan. Kondisi tersebut membuat sinyal sering naik-turun dan jaringan internet belum kembali normal sepenuhnya. Beberapa wilayah bahkan mengalami kondisi blank spot sementara akibat perangkat yang belum dapat dihidupkan.

Petugas Lapangan Bekerja 24 Jam

Di tengah situasi ini, para teknisi dari berbagai operator telekomunikasi bekerja tanpa henti untuk memperbaiki gangguan di setiap titik. Mereka harus memantau secara berkala kapasitas baterai perangkat, kondisi genset, hingga menempuh perjalanan ke lokasi terpencil yang aksesnya terhambat oleh banjir dan jalan yang tertutup material.

Koordinasi antara operator dengan pihak PLN, BPBD, dan pemerintah daerah terus dilakukan untuk mempercepat normalisasi layanan. Beberapa tim bahkan menggunakan kendaraan khusus untuk menembus lokasi yang terkena banjir agar perangkat komunikasi di area tersebut dapat segera diaktifkan kembali. Meski demikian, keselamatan petugas tetap menjadi prioritas utama dalam menjalankan tugas di lapangan.

Wilayah Perkotaan Lebih Cepat Pulih

Daerah perkotaan seperti Banda Aceh, Lhokseumawe, dan sebagian wilayah Aceh Besar menjadi lokasi yang lebih cepat pulih karena akses pasokan listrik mulai stabil. Jaringan internet dan telepon di area perkotaan sudah berada di atas 90 persen, sehingga masyarakat dapat kembali mengakses layanan digital, perbankan, hingga komunikasi harian tanpa banyak kendala.

Namun situasi berbeda terjadi di wilayah pinggiran dan pedalaman. Kondisi medan yang sulit, jarak antar pemukiman yang cukup jauh, serta minimnya infrastruktur pendukung membuat proses pemulihan lebih lambat. Sejumlah tower yang terletak di dataran tinggi sempat tidak dapat di akses karena cuaca buruk yang menghambat mobilitas teknisi.

Dampak pada Aktivitas Masyarakat

Belum stabilnya jaringan telekomunikasi membuat aktivitas masyarakat Aceh mengalami beberapa hambatan. Pelajar kesulitan mengikuti kelas daring atau mengakses materi pembelajaran digital. Pelaku usaha kecil yang bergantung pada layanan internet untuk transaksi pembayaran digital juga terkena imbasnya. Selain itu, komunikasi warga dengan keluarga di luar daerah menjadi terbatas, memicu kecemasan terutama pada masa tanggap darurat.

Layanan kesehatan dan aparat desa juga memerlukan jaringan telekomunikasi yang stabil untuk pendataan dan pelaporan kondisi warga. Gangguan jaringan membuat koordinasi sempat terhambat, terutama pada saat pengiriman informasi terkait bantuan dan evakuasi.

Harapan Pemulihan 100 Persen dalam Waktu Dekat

Meski situasi masih belum sepenuhnya pulih, operator telekomunikasi menargetkan pemulihan 100 persen dapat di capai dalam waktu dekat. Proses ini sangat bergantung pada pemulihan pasokan listrik di seluruh wilayah Aceh. Jika kondisi cuaca kembali normal dan perbaikan gardu listrik berjalan lancar, layanan telekomunikasi di prediksi akan kembali stabil dalam beberapa hari ke depan.

Pemerintah daerah juga mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan menggunakan layanan komunikasi secara bijak selama masa pemulihan berlangsung. Penggunaan internet dan telepon secara efisien di nilai dapat membantu mengurangi beban jaringan yang masih terbatas.

Dengan upaya kolaboratif antara operator, PLN, dan pemerintah daerah, masyarakat berharap konektivitas di seluruh Aceh dapat segera kembali normal. Pemulihan jaringan telekomunikasi tidak hanya penting untuk aktivitas sehari-hari, tetapi juga untuk memastikan informasi penting dapat tersampaikan dengan cepat di tengah situasi darurat.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *